Akhirnya ada dua dapur, di dalam dan di luar tepatnya di
teras.
Dapur dalam masih berantakan, genteng lama ( dapur ) diturunkan, diganti dengan memakai genteng bawaan dari pengembang.
Meja dapur, dinding penyangga menggunakan bata yang diekspos dengan pasangan miring ( 1/4 bata ).
Lantai area parkir memanfaatkan sisa material. Campur aduk : dak keraton,
batu belah dan paving bongkaran rumah lama.
Untuk akses motor ke dalam rumah dibuat ramp dari batu kali.
Di depan jendela dibuat bangku beton buat duduk.
Di depan jendela dibuat bangku beton buat duduk.
Pintu pagar dari besi hollow yang dicat putih sudah terpasang.
Merapikan dudukan buat rel pintu pagar.
Genteng bongkaran sudah dikeluarkan dari depan dapur.
Dapur cukup terang di siang hari karena dipasang genteng kaca di beberapa titik.
Wastafel batu kali dan kolam di bawahnya.
Dinding bata ekpos, nat di labur semen putih karena banyak bercak bercak hitam.
Keramik meja dapur mulai dipasang.
Untuk memberikan kesan bersih, saya pilih warna putih keabu-abuan.
Pekarangan depan rumah menyisakan lahan yang mungil.
Walaupun bentuknya agak segitiga, lumayan masih bisa dipakai untuk rumah burung dan menempatkan beberapa tanaman buat taman.
Teras belakang, sekaligus untuk dapur luar. Di sebelahnya dimanfaatkan untuk ruang jemur, memungkinkan juga untuk taman/ kebun kecil.
Kamarnya Laras, lantai plester diberi gergajian kayu untuk menghaluskan lantai yang masih kasar (kasap).
Untuk menempelkan pintu pagar, dibuat tiang dari bata ekspos.
Sempat terjadi kecelakaan karena tiang kedorong tukang sehingga goyang.
Terpaksa disiasati dengan diperkuat dengan cor.
Muncul ide spontan, cor-coran diteruskan ke atas sekalian buat tempat lampu penerangan.
Tampak dari sebelah timur, bentuknya berbeda umumnya perumahan di sekitarnya.