Setelah sekitar empat tahun kambuh menjadi seorang perokok, keinginan untuk menghentikan kebiasaan itu mulai muncul lagi.
Rokok sudah menjadi kebiasaan pada waktu SMA. Hampir tiap hari sebatang rokok diisap kala itu. Menginjak kuliah, sempat berhenti satu tahunan. Kemudian mulai merokok lagi walaupun tidak tiap hari. Tahun terakhir kuliah, kebiasaan merokok kian bertambah. Sehari minimal menghisap tiga batang.
Setelah bekerja kebiasaan merokok masih berlanjut. Kadang beberapa waktu kebiasaan tersebut berhenti, itu terjadi biasanya lagi sakit saja. Sampai kemudian saya bekerja di daerah pegunungan yang sejuk bahkan boleh dibilang cenderung dingin. Seolah mendapat pasangan yang pas, kebiasaan merokok dengan suasana kerja. Cuaca yang sering hujan dan dingin dengan kebiasaan merokok. Ya, merokok menjadi teman yang hangat kala seperti itu.
Berkunjung ke desa-desa, bertemu dengan beberapa orang, membuat kebiasaan ini susah untuk ditinggalkan. Bertemu teman, bertemu saudara apalagi mengobrol di malam hari, serasa tidak lengkap tanpa menghisap rokok.
Dari seorang yang dulu tidak harus tiap hari merokok, perlahan menjadi seorang yang tiap hari harus merokok. Ada yang kurang kalau belum menghisap rokok. Kata orang sudah kecanduan rokok. Entah karena nikotin, atau karena rasa yang lain yang pasti untuk melepas kebiasaan tersebut sangatlah sulit.
Suatu ketika setelah sekitar satu tahun bekerja di daerah pegunungan, saya terkena flu. Merokok tidak nikmat, di mulut terasa pahit. Maka dengan terpaksa, saya tidak merokok karena kehilangan kenikmatan. Setelah seminggu badan sudah baikan, saya masih belum merokok lagi. Bahkan, saat itu sudah seperti melupakan kebiasaan itu. Di lingkungan kantor saya saat itu memang jumlah perokoknya sedikit.
Saya mulai menanamkan niat untuk berhenti merokok. Dengan suasana dan lingkungan yang mendukung, sampai sekitar enam bulan saya berhenti merokok.
Kemudian saya pindah tempat kerja. Kali ini dekat dari rumah, akan tetapi dengan beban kerja yang lebih banyak. Genap satu tahun saya berhenti merokok, permasalahan pekerjaan menjadi godaan yang luar biasa. Di lingkungan kerja yang baru ini, boleh dibilang saya berada di lingkungan yang mayoritas perokok. Suasana dan lingkungan baru, menggoda saya untuk menjadi perokok lagi.
Selama satu tahun, ketika saya merenovasi rumah, kebiasaan merokok yang hal yang wajib. Mengawasi pekerjaan, ngobrol dengan tukang, berburu inspirasi dan material sambil menjepit sebatang rokok di jari. istri dan anak-anak memprotes kebiasaan ini. Terutama anak-anak, apabila kalau ada iklan layanan masyarakat di radio. "Yah, rokok itu katanya racun. Bisa membunuh", mereka menirukan iklan tersebut. Saya hanya mengiyakan. Saat itu belum ada keinginan untuk berhenti merokok, walaupun saya janji kalau rumah sudah selesai akan berhenti merokok. Sampai rumah sudah saya tempati lagi, saya masih belum ada hasrat berhenti merokok. Sampai saat ini ( kalau boleh dibilang di bulan April 2013) saya menjadi perokok.
Sekitar lima bulan lalu, saya kembali bekerja di daerah pegunungan. Tempat empat tahun lalu saya bekerja. Tentang kebiasaan merokok saya, masih berjalan seperti biasa.
Teringat dengan janji saya kepada anak-anak, bahkan mereka bilang kalau lihat saya merokok saya akan didenda sepuluh ribu rupiah. Ya, saya hutang kepada mereka. Janji adalah hutang, kata orang. Lebih dari itu, saya telah merugikan mereka dengan asap rokok yang secara tidak sengaja mereka hisap. Atau uang yang saya keluarkan untuk rokok, sebenarnya bisa mereka nikmati untuk sekolah atau kesenangan anak-anak.
Dorongan untuk berhenti merokok mulai menyeruak ke dalam pemikiran saya. Memasuki bulan Mei, ketika dalam bungkus rokok saya tersisa dua batang rokok Djisamsu Premium. Yang saya hisap sebatang, kemudian sebatang terakhir saya berikan kepada teman. Saya bilang dalam hati, ini rokok terakhir yang saya hisap.
Ternyata, entah kenapa saya merasa butuh moment untuk mengingat waktu saya berniat. Akhirnya, Hari Pendidikan Nasional saya jadikan pengingat waktu berhenti merokok, karena hari itu paling dekat waktunya. Dalam perjalanan saya pulang dari kantor, tanggal 2 Mei 2013. Kebetulan juga hari itu, dalam upacara peringatannya saya harus menjadi pembina upacara. Di atas motor, menyusuri jalan pegunungan, niat untuk berhenti merokok semakin kuat.
Jalan masih jauh untuk lepas dari godaan untuk merokok. Sesulit jalan yang harus kulewati ke tempat kerja, naik turun dan rusak. Mudah-mudahan niat ini berhasil.
Lebakbarang, Mei 2013

No comments:
Post a Comment