9.5.13

Suara yang Menenangkan

Kerinduan pada suara kicau burung deruk ( derkuku ) akhir berujung keinginan untuk menjadikan burung ini sebagai salah anggota penghuni rumah kami. Saya berharap kicau atau "manggung" (istilah yang dipakai khusus untuk burung perkutut) dari burung ini menjadikan tambah bebunyian di rumah.

Suaranya yang merdu, sederhana, tidak berisik dan yang pasti setiap mendengarkan manggungnya terasa nyaman & menenangkan pikiran. Walaupun tidak setenar ( kalah gengsi ) dibanding burung perkutut, burung ini ada sedikit kemiripan dari bentuk fisiknya. Karena kelasnya di bawah burung perkutut, burung ini di pasaran harganya lebih murah. Di alam liar juga lebih mudah ditemui dibanding burung perkutut.

Di alam liar, saya kadang masih menjumpai burung ini di kebun atau sawah yang jauh dari pemukiman. Di rumah, sebagai burung peliharaan dahulu sering dijumpai di rumah sederhana. Mungkin karena pemilik rumah tidak kesampaian untuk memiliki burung perkutut yang gengsinya lebih tinggi sehingga memilih memelihara burung ini, untuk sementara.

Dahulu ketika awal-awal kami menempati rumah ini, kebun di depan rumah yang berada di seberang saluran air masih banyak pepohonan tinggi. Di pinggir kebun banyak pohon kelapa, dan di tengah kebun tedapat bermacam-macam pohon keras. Sering kami mendengar kicauan burung dari kebun tersebut, salah satunya manggungnya si deruk. 

Sekarang di kebun tersebut tidak menyisakan pohon kelapa, dan kebun hanya terisi ilalang dan pohon sengon yang tidak terawat. Burung deruk pun enggan mampir di kebun terrsebut.

Karena alasan ekonomis, romantisme masa kecil, yang lebih mudah diperoleh serta dipelihara kami memutuskan untuk memeliharanya.
Walaupun tidak seindah dan sebebasnya kicau dari kebun seperti waktu dulu, kicauan dari dalam sangkar merah mengobati kerrinduan ini.

Kuk, geruk.....


No comments:

Post a Comment